Fungsi-fungsi dari Protocol ICMP, POP3, SMTP, FTP, ARP, serta penjelasan mengenai Ipv4 dan Ipv6
TUGAS INDIVIDU
JARINGAN KOMPUTER
Nama: Rivaldi Octamizar Susanto
NIM: 17210583
Kelas: 17.3B.01
Dosen Pengampus : Indah Purnamasari, ST, MKom
Mata Kuliah : Jaringan Komputer (pertemuan-11)
1. ICMP
(Internet Control Message Protocol)
ICMP adalah protokol
jaringan internet yang berfungsi untuk memberikan kiriman pesan–pesan ke
dalam sebuah jaringan, mulai dari mengirimkan pesan error, pesan diterima,
hubungan putus atau connection lost, dan sebagainya. Dengan adanya ICMP ini,
maka jaringan akan mengetahui respon–respon yang terjadi selama konektivitas di
dalam jaringan itu berlangsung.
Fungsi dari ICMP:
- Membantu proses error handling / melaporkan
apabila terjadi error pada sebuah jaringan
Error merupakan salah satu
gejala yang paling mungkin terjadi di dalam sebuah jaringan komputer. Error
biasanya terjadi ketika pesan dan juga request tidak dapat tersampaikan ke host,
ataupun koneksi terputus atau kehilangan koneksi dalam proses transmisi data di
dalam jaringan komputer.
Dengan adanya protocol ICMP ini, maka setiap error yang terjadi dapat ditangani
langsung oleh protocol ini, dimana protocol ICMP ini bertugas untuk melakukan
tindakan – tindakan ketika terjadi error di dalam sebuah jaringan komputer
tesebut.
- Membantu control procedure atau prosedur
pengaturan pada sebuah jaringan
Control procedure
atau prosedur pengontrolan juga merupakan tugas dan fungsi utama dari protokol
ICMP ini. ICMP bertugas untuk mengatur dan mengontrol segala macam bentuk
pengaturan pada sebuah jaringan komputer. Dengan adanya ICMP ini, maka setiap
jaringan komputer dapat berjalan sesuai dengan prosedur juga ketentuan yang
ada, sehingga tidak melenceng atau mengalami kesalahan dalam proses transmisi
jaringan tersebut.
- Menyediakan pengendalian error dan pengendalian
arus pada network layer atau lapisan jaringan
Selain melakukan pengendalian
error atau error handling, ICMP juga memiliki tugas dan fungsi lainnya, yaitu
melakukan pengendalian terhadap arus informasi yang ditransmisikan pada network
layer atau lapisan jaringan.
Seperti diketahui, ketika
bekerja, sebuah jaringan akan memiliki beberapa macam lapisan
atau layer–layer tertentu yang mana setiap paket data harus melewatinya.
ICMP bertugas untuk melakukan pengendalian terhadap arus yang akan masuk ke
dalam masing – masing layer tersebut.
- Mendeteksi terjadinya error pada jaringan,
seperti connection lost, kemacetan jaringan dan sebagainya
Tugas pendeteksian dan
pelaporan akan terjadinya error juga merupakan tugas dan fungsi utama dari
ICMP. ICMP merupakan protokol yang memilki peran penting ketika terjadi error
pada sebuah jaringan atau network. Ketika ICMP mendeteksi terjadinya error,
biasanya router atau perangkat keras jaringan lainnya akan memberikan
tanda kepada ICMP, misalnya host tidak dapat dijangkau, atau koneksi terputus.
Pada saat itu, ICMP akan
menerima dan mendeteksi hal tersebut, dan kemudian melaporkan situasi dimana
terjadi error.
2. POP3
(Post Office Protocol version 3)
POP3 adalah sebuah protocol di
dalam jaringan internet yang memiliki fungsi seperti bis surat, dan digunakan
di dalam email client yang kita miliki untuk mengambil dan membaca email
atau surat elektronik yang masuk.
Fungsi utama dari POP3 ini
adalah untuk menyimpan sementara email yang terkirim di dalam sebuah email
server, dan kemudian meneruskannya ke dalam email client, dimana baru akan
terespon ketika email tersebut sudah dibuka oleh user yang berhak (dalam hal
ini adalah mereka yang memegang username dan juga password dari alamat email).
3. SMTP
(Simple Mail Transfer Protocol)
SMTP digunakan untuk membantu
user mengirimkan surat elektronik kepada penerima. Jadi dengan menggunakan
protokol SMTP ini, maka anda sebagai seorang user dapat mengirimkan pesan
elektronik atau email kepada penerima.
Fungsi utama SMTP adalah
menyampaikan E-Mail dari suatu host ke host lainnya dalam jaringan. Protokol
ini tidak memiliki kemampuan untuk melakukan penyimpanan dan pengambilan E-Mail
dari suatu mailbox. Dari sisi klien E-Mail, server SMTP merupakan sarana untuk
melakukan outgoing connection atau mengirimkan pesan. Sedangkan untuk incoming
connection digunakan protocol POP3. (Choirul Amri M, 2003)
4. FTP (File
Transfer Protocol)
FTP merupakan salah satu
protokol jaringan pada internet. Fungsi dari FTP adalah menjalankan
perangkat lunak yang digunakan untuk pertukaran file atau dalam istilah
asing file exchange, yang selalu siap memberikan layanan FTP
apabila mendapat request atau permintaan dari FTP client. FTP client adalah
komputer yang meminta koneksi ke FTP server untuk tujuan tukar menukar file
(upload dan download file).
5. ARP (Address
Resolution Protocol)
Tanggung jawab dari ARP dalam
Ethernet adalah melakukan pemetaan antara alamat logic (IP address) dengan
alamat fisik (MAC address). Sebuah frame Ethernet memerlukan alamat fisik
tujuan agar berhasil dikirimkan. Sehingga peran dari ARP ini sangat penting.
ARP memiliki fungsi yang
sangat penting yaitu menerjamahkan dari IP address ke MAC address yang sesuai.
Proses enkapsulasi paket IP membutuhkan MAC address untuk membentuk sebuah
frame Ethernet yang dapat kirimkan. Selain itu ARP juga berfungsi memelihara
ARP cache.
Mengenal Ipv4 dan Ipv6
IPV4 atau singkatan
dari Internet Protocol Version 4 merupakan sebuah protokol untuk penggunaan
paket penggantian Link Layer Networks seperti ethernet. IPv4 menawarkan alamat
yang banyaknya diperkirakan hingga 4,3 milyar karena IPv4 hanya memiliki 32 bit
IPV 6 atau singkatan
dari Internet Protocol Version 6 merupakan sebuah protokol yang lebih mutahir
dan fitur yang lebih bagus dibanding IPv4. Ia memiliki mkemampuan untuk
memberikan angka alamat yang jumlahnya tidak terbatas karena IPv6 memiliki 128
bit. IPv6 menggantikan IPv4 dalam rangka untuk mengakomodir pertumbuhan angka
dari jaringan di seluruh dunia dan membantu menyelesaikan masalah
alamat IP yang kelelahan.
Fitur Perbedaan
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.
IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.
Routing
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.
IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.
Mobilitas
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.
IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.
Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.
IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.
Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.
IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.
Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.
IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai.
Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.
IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.
Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.
IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.
Kualitas Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.
IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.
Kelebihan :
- Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
- Pengelolaan rute informasi yang tidak memerlukan seluruh 32 bit tersebut, melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga besar informasi rute yang disimpan di router, menjadi kecil. Setelah address jaringan diperoleh, maka organisasi tersebut dapat secara bebas memberikan address bagian host pada masing-masing hostnya.
- Panjang alamat 32 bit (4bytes).
- Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4.
- Dukungan terhadap IPSec opsional.
- Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router.
- IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat). IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.
- Format header baru. Header baru IPv6 lebih efisien daripada header pada IPv4 (karena memiliki overhead yang lebih kecil). Hal ini diperoleh dengan menghilangkan beberapa bagian yang tidak penting atau opsional.
- Jumlah alamat yang jauh lebih besar. Dengan spesifikasi bit untuk alamat standar sebanyak 128-bit memiliki arti IPv6 akan mampu menyediakan 2128 kemungkinan alamat unik. Walaupun tidak semuanya akan dialokasikan namun sudah cukup untuk keperluan masa mendatang sehingga teknologi semacam NAT pada IPv4 sudah tidak perlu lagi digunakan.
- Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis. Arsitektur pengalamatan IPv6 yang hirarkis membuat infrastruktur routing menjadi efisien dan hirarkis juga. Adanya konsep skup juga memudahkan dalam manajemen pengalamatan untuk berbagai mode teknologi transmisi.
- Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address auto-configuration. Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan alamat bisa secara otomatis mendapatkannya (alamat global) dari router IPv6 ataupun cukup dengan mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 tertentu (alamat link local) tanpa perlu adanya DHCP server seperti pada IPv4. Hal ini juga akan memudahkan konfigurasi. Hal ini penting bagi kesuksesan teknologi pengalamatan masa depan karena di Internet masa depan nanti akan semakin banyak node yang akan terkoneksi. Perangkat rumah tangga dan bahkan manusia pun bisa saja akan memiliki alamat IP. Tentu saja ini mensyaratkan kesederhanaan dalam konfigurasinya. Mekanisme konfigurasi otomatis pada IPv6 ini akan memudahkan tiap host untuk mendapatkan alamat, menemukan tetangga dan router default bahkan menggunakan lebih dari satu router default untuk redundansi dengan efisien.
- Keamanan yang sudah menjadi standar built-in.Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer network.
- Dukungan yang lebih bagus untuk QoS. Adanya bagian (field) baru pada header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label) dan Traffic Class untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih terjamin bisa diperoleh, bahkan ketika payload dari paket terenkripsi dengan IPSec dan ESP.
- Berbagai protokol baru untuk keperluan interaksi antar node.Adanya protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi multicast dan unicast yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast ARP untuk menemukan neighbor dalam jaringan.
- Ekstensibilitas.
- Di masa depan IPv6 dapat dikembangkan lagi fitur-fiturnya dengan menambahkanya pada extension head.
- Operasi IPv6 membutuhkan perubahan perangkat (keras dan/atau lunak) yang baru yang mendukungnya.
- Harus ada pelatihan tambahan, serta kewajiban tetap mengoperasikan jaringan IPv4, sebab masih banyak layanan IPv6 yang berjalan di atas IPv4.
Komentar
Posting Komentar